KPI untuk Optimasi Jaringan GSM

Bookmark and Share

KPI untuk Optimasi Jaringan GSM

    Dalam melakukan optimasi jaringan GSM, ada beberapa KPI yang dapat diukur untuk dijadikan acuan. KPIs tersebut adalah sebagai berikut :

1. LUSR ( Location Update Success Ratio )
Location Update menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh suatu mobile station ( MS ). Setiap perpindahan lokasi dari suatu MS seharusnya dicatat oleh VLR atau HLR tempat dia berada sehingga didapatkan database subscriber yang terbaru. Data ini sangat diperlukan ketika ada suatu paging terhadap suatu MS sehingga keberadaannya diketahui dan panggilan pun dapat dilakukan. Oleh karena itu, location update menjadi sangat perlu dikarenakan perubahan database ini merupakan penentu besarnya indikator lainnya.
LUSR (Location Update Success Rate) adalah suatu ratio dari perbandingan antara jumlah mobile mengupdate lokasinya dengan sukses dan jumlah mobile meminta kepada jaringan untuk mengupdate lokasinya dimana dia berada. Formula yang digunakan dalam menghitung rasio ini adalah
LUSR (%) = (Location Update Success/ Location Update Request)*100.

2. PSR ( Paging Success Rate )
Paging digunakan untuk mengetahui keberadaan MS di suatu location area (LA), paging biasanya di-trigger ketika ada panggilan atau sms yang akan masuk ke sisi penerima. Agar network dapat memanggil atau mengirim pesan ke sisi penerima (called party), maka network melakukan paging terlebih dahulu untuk mengetahui keberadaan MS called party.
Saat melakukan paging, BSC (trigger paging dilakukan dari MSC) akan membroadcast B# yang dituju ke seluruh location area dari data terakhir MS B# berada, yang diperoleh dari HLR. Jadi paging dapat diasumsikan seperti Guru memanggil seorang murid bernama Budi di ruang kelas.
Guru = BSC
Kegiatan memanggil = paging
Murid bernama budi = MS B# (called party)
Ruang kelas = location area
Jika pada paging pertama gagal maka akan dilakukan proses paging retry, jumlah banyaknya retry dapat diset. Jika sampai pada last paging retry tidak ada respons (paging response dari MS B#), maka dapat diasumsikan bahwa paging tersebut tidak berhasil. Nilai keberhasilan paging diperoleh dari jumlah paging response. Jadi nilai paging success diperoleh dari jumlah paging response.
Berikut ini beberapa hal yang mempengaruhi nilai keberhasilan paging, yaitu:
1. Coverage footprint
Semakin banyak daerah yang tidak tercakup sinyal (blank spot), maka PSR makin buruk, karena MS yang dituju tidak dapat memberikan respons diakibatkan MS tsb tidak menerima paging dari network.
2. LAI (Location Area Identity)/ LAC (Location Area Code) definition
a. Pendefinisian LAC yang tidak jelas (double LAC atau justru LAC yang terhapus akibat suatu aktivitas) menyebabkan gagal paging.
b. Location area yang terlalu luas (paging tidak efektif karena bila paging tidak sampai, akan terjadi pengulangan yang berarti paging attempt akan makin besar) atau terlalu kecil (akibatnya pelanggan terlalu cepat berpindah LAC) dapat menyebabkan penurunan PSR.
3. Timer setting for paging timer untuk paging yang terlalu pendek
Hal tersebut bisa menyebabkan paging gagal, karena sebelum paging respons diterima, paging sudah dianggap timeout. Oleh karena itu perlu dicari nilai optimum untuk paging timer.
4. Rendahnya nilai LUSR juga dapat mempengaruhi rendahnya nilai PSR.
Hal ini disebabkan gagalnya location update menyebabkan tidak ada perubahan database HLR dari location area MS B#, padahal MS B# telah berubah location area, sehingga BSC salah melakukan paging pada location area MS B# yang lama
PSR (Paging Success Rate) adalah suatu ratio perbandingan antara jumlah kesuksesan jaringan dalam mencari mobile station dengan jumlah percobaan jaringan untuk berusaha mencari mobile station yang ada di area lokasi tertentu. Formula yang digunakan dalam menghitung rasio ini adalah
PSR (%) = (No.of Network Paging Response / No.of Network Paging Attempts) *100%.

3. ASR ( Answer to Seizure Ratio )
Kemampuan untuk menyelenggarakan panggilan dengan lengkap merupakan salah satu hal penting dalam pengukuran performansi jaringan dan ASR sudah lama digunakan untuk mengindikasi faktor ini. Seperti yang telah dijelaskan pada rekomendasi E.425, ASR memberikan hubungan antara jumlah seizure yang merepresentasikan sinyal answer ( jumlah panggilan yang terjawab ) dan jumlah total seizure ( jumlah panggilan yang masuk ). Perhitungan ini dapat dikatakan perhitungan secara langsung terhadap keefektifan dari layanan jaringan yang ditawarkan. Besarnya ASR biasa dinyatakan dalam prosentase:
ASR (%) =(Seizures Resulting in Answer Signal/ Total Seizures) * 100%
Nilai standard yang umum digunakan adalah 40% - 45%.
Pada umumnya, data ASR didapatkan dari switch call detail records (CDRs) dan untuk jaringan internasional perhitungan dilakukan berdasarkan pada jumlah seizure pada trunk internasional. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi besarnya ASR dalam suatu jaringan. Kebiasaan ( perilaku ) customer juga mempengaruhi besarnya ASR. Kebiasaan pelanggan ini dapat berupa perilaku yang dapat menggagalkan tersambungnya panggilan, misalnya frekuensi dari subscriber yang sedang sibuk (subs busy), reject incoming call, tidak menjawab telepon (missed call), terminal tujuan yang sedang tidak aktif, dan seringnya perilaku nge-jam.
ASR sangat berguna sebagai parameter perbandingan. Ketika pengukuran performansi dari beberapa rute untuk mencapai tujuan yang sama, terdapat beberapa perbedaan nilai ASR yang seharusnya dikirimkan pada jaringan yang terkait.

4. Dropped Call Rate ( DCR )
Dropped Call adalah pelepasan kanal trafik oleh MS ataupun BTS yang tidak dikehendaki oleh pengguna. Dengan kata lain, dropped call merupakan proses pelepasan yang tidak normal atau pemutusan sambungan yang terjadi sebelum panggilan itu benar – benar diakhiri oleh pengguna. Dropped Call Rate adalah suatu parameter perbandingan antara jumlah panggilan yang dropped call dengan jumlah seluruh panggilan yang sukses. Itu merupakan salah satu indikator yang penting untuk mengevaluasi sistem GSM. Analisis dropped call berguna untuk mengetahui prinsip dasar dropped call serta penyebab dropped call. Dan juga untuk membedakan penyebab dari dropped call agar dapat memberikan saran-saran untuk mengoptimasi permasalahan tersebut.
Hubungan pensinyalan putaran tertutup (closed loop signalling link) S dan MS membutuhkan hubungan pensinyalan putaran tertutup selama panggilan atau jika tidak, akan terjadi drop. Protokol menegaskan beberapa prinsip yang menyebabkan hubungan terputus secara tidak wajar. Dua prinsip yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. Prinsip dropped call di sisi MS
· Frame yang buruk pada MS (MS Bad Frames)
Apabila MS menerima frame yang buruk selama N2m secara berurutan pada kanal trafik forward, maka itu akan dapat melumpuhkan hubungan. Kemudian, apabila MS menerima frame yang bagus selama N3m secara berurutan, maka MS haruslah dapat melakukan hubungan kembali sebelum terjadi dropped call. (N2m = 12, N3m = 2)
· Waktu Fade pada MS (MS Fade Timer)
Fade timer haruslah menset kembali untuk T5m detik ketika frameyang bagus selama N3m secara berurutan diterima pada kanal trafik forward. Apabila waktu telah melebihi, maka hubungan MS akan lumpuh dan menganggap MS kehilangan kanal trafik forward. (T5m = 5 detik,N3m = 2).
· Tidak ada acknowledgement pada MS (MS no acknowledgement)Ketika MS tidak menerima acknowledgement dari BS setelah mengirim message, dimana dibutuhkan acknowledgement pada kanal trafik reverse. Hal tersebut akan transmit kembali pada N1m kali. Apabila tidak menerima acknowledgement apapun dalam T1m maka panggilan akan drop. (T1m = 0.4 detik,N1m=3).

·
B. Prinsip dropped call di sisi BS (Base Station)
· Frame yang buruk pada BS (BS bad frames)BS akan menghimpun frame reverse yang bagus dan yang buruk pada board SVM. SDM melepaskan frame reverse yang buruk pada saat frame reverse yang buruk telah mencapai Tair Link Quality Count ×100.
· Tidak ada acknowledgement pada BS (BS no acknowledgement) Sama halnya dengan tidak ada acknowledgement pada MS, setelah mentransmisikan message kanal trafik forward BS dimana membutuhkan acknowledgement tanpa ada jawaban dalam waktu 200 mili detik,kemudian apabila tetap tidak ada acknowledgement yang diterima BS untuk ke-9 kalinya maka akan terjadi dropped call.
Dropped call rate merupakan parameter yang didasarkan pada ketidakpastian jaringan mengalami putus hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal MS oleh jaringan dalam waktu 100 detik selama periode panggilan untuk tiap terminal MS. Untuk menghitung besarnya dropped call rate, dapat digunakan formula seperti berikut :
Dropped Call Rate (%) = ((Call set-up Success) – (number of completed calls)) / (Call set-up Success)*100

{ 1 comments... Views All / Post Comment! }

Unknown said...

apakah coverage yang buruk mempengaruhi PSR?

Post a Comment