Sistem Seluler |
Konsep Sistem Seluler
Untuk melayani pemakai dalam sistem komunikasi bergerak, dibutuhkan sedikitnya satu stasiun induk ( Base Station ) berupa menara yang menghubungkan suatu pemakai dengan pemakai lain dan yang menjadi pencatu ( feeder ) bagi terminal terminalnya. Stasiun Induk Radio ( Radio Base Station ) akan melayani suatu daerah cakupan yang jaraknya / luasnya bergantung pada tinggi menara, sifat antena yang dipergunakan dan batas daya yang diperkenankan diterima oleh pemakai bergerak. Sistem yang pertama kali beroperasi adalah sistem konvensional zona besar dimana daerah cakupannya berupa lingkaran dengan radius 40 Km. Contoh dari sistem ini adalah IMTS (Improved Mobile Telephone System) di Amerika Serikat.
Sistem ini memiliki banyak kekurangan diantaranya adalah :
1. Memiliki kemampuan pelayanan yang terbatas
Karena daerah jangkauannya sangat luas, daya yang dipancarkan harus sangat besar dan antena harus sangat tinggi . Pada saat itu tidak ada bangunan tinggi yang memenuhi persyaratan sehingga perlu dibangun tower yang sangat tinggi dan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Luas daerah layanan juga tergantung dari lengkungan bumi atau garis horison radio.
Pelanggan yang ketika melakukan pembicaraan, keluar dari area cakupan RBS akan mengalami putus pembicaran karena sistem ini belum dilengkapi dengan fasilitas handover sehingga untuk meneruskan pembicaraan harus melakukan panggilan kembali atau melakukan inisialisasi ulang.
2. Unjuk kerja pelayanan kurang baik
Ketika pertama kali diaplikasikan, sistem konvensional ini memiliki 33 kanal pembicaraan sehingga tidak bisa memenuhi kapasitas pelanggan yang cukup besar. Hal ini menyebabkan penolakan sambungan (blocking) yang cukup besar dimana untuk pembicaraan rata rata 1,76 menit penolakan sambungan yang berkisar 30 - 50 %.
3. Tidak efisien dalam penggunaan frekuensi
Sistem konvensional tidak menggunakan konsep pengulangan frekuensi sehingga jumlah kanal yang dapat dialokasikan kepada satu cakupan sel sangat kecil.
Untuk mengatasi kekurangan kekurangan sistem komunikasi bergerak konvensional ini, diciptakan sistem seluler ( multi zone ), dimana daerah pelayanan dibagi menjadi daerah daerah kecil yang disebut dengan sel yang dilayani oleh satu RBS. Satu RBS dengan RBS lainnya saling berhubungan dengan dikendalikan dengan suatu pusat penyambungan (Mobile Switching Center atau MSC)
Arsitektur sistem seluler terdiri dari :
• Pemancar yang mempunyai daya pancar yang rendah dan luas cakupan yang kecil
• Menggunakan konsep pengulangan komunikasi
• Pembelahan sel pada sel yang mempunyai jumlah pelanggan yang sangat banyak
Dalam sistem komunikasi bergerak seluler, daerah penerimaan atau daerah pelayanan keseluruhan dibagi menjadi beberapa sel. Setiap sel memiliki jangkauan frekuensi yang spesifik yang dapat diketahui oleh MSC misalnya sel 1, memiliki frekuensi f 1 sampai f 7, sel 2 memiliki frekuensi f 8 sampai f 15 dan seterusnya. Jika suatu terminal bergerak dengan frekuensi f 2 pada sel 1 bergerak menuju sel 2, MSC secara otomatis akan menyiapkan frekuensi baru misalnya f 9 untuk digunakan oleh terminal bergerak tersebut, tanpa mengalami panggilan jauh.
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment